MENELUSURI JEJAK HIDUP SYEKH ABDUL QADIR AL-JAELANI
Syekh Abdul Qadir Jaelani merupakan seorang syekh sempurna dan unik yang
mencapai khazanah makrifat.Biografi adalah salah satu jenis karya
sastra yang berkembang di dunia Islam. Jejak dan perjalanan hidup
Muhammad SAW yang begitu memukau telah mendorong para penulis Muslim
untuk mengabadikannya dalam sebuah biografi yang dikenal sebagai
As-Sirah an-Nabawiyyah. Para sejarawan telah melakukan penelitian serta
penelusuran terhadap masa-masa kehidupan Nabi Muhammad SAW. Mereka
mengumpulkan kembali puisi-puisi pra-Islam. Hal itu dilakukan untuk
mengetahui bagaimana sesungguhnya kehidupan Rasulullah sampai akhirnya
menerima wahyu dan menjadi Rasul.Sarjana Muslim yang pertama kali
menulis sejarah hidup Nabi Muhammad adalah Wahab bin Munabbih. Namun,
As-Sirah an-Nabawiyyah yang paling populer ditulis oleh Muhammad bin
Ishaq. Selain biografi Rasulullah SAW, para penulis Muslim juga banyak
yang menulis tentang sejarah hidup para sahabat dan ulama terkemuka yang
pernah mewarnai dunia Islam.Salah seorang ulama yang mendapat perhatian
para penulis biografi Muslim adalah Syekh Abdul Qadir al-Jaelani. Ulama
yang diberi gelar Syekhul Islam oleh Imam Azzahabi itu memang sangat
populer. Bahkan, bagi mayoritas umat Islam di Indonesia, namanya biasa
diucapkan dalam doa-doa yang mereka panjatkan.Biografi Syekh Abdul Qadir
al-Jaelani yang terbilang istimewa berjudul Nahr al-Qadiriyah. Betapa
tidak, buku biografi itu ditulis oleh cucunya sendiri yang hidup di abad
ke-21. Adalah Sayyid Syarif Dr Muhammad Fadhil Jaelani al-Hasani
at-Taelani al-Jimazraqi yang menulis jejak hidup ulama terkemuka dari
abad kelima Hijriah itu.Dalam pendahuluan kitabnya, Syekh Fadhil
mengungkapkan, untuk mempelajari biografi salah seorang tokoh ulama umat
Islam ataupun seorang quthb sufi bukanlah perkara mudah. Alasannya,
kata dia, dibutuhkan pembelajaran mendalam mengenai kepribadian ulama
tersebut, standar pemikiran yang elite untuk menjelajahi
pemikiran-pemikiran, serta perlu merengkuh kedalaman makrifatnya.
"Seorang penulis juga dituntut untuk mengenali tujuan-tujuan Syekh Abdul
Qadir, mengemukakan pendapat-pendapatnya, dan mempelajari
lingkungan-lingkungan ketika beliau hidup dengan segala kondisi yang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar